Senin, 31 Oktober 2011

Membaca Investasi Masa Depan

Belajar bahasa merupakan proses alami  dalam 4 tahun pertama kehidupan anak.

  • 6 bulan pertama bayi berveloteh dengan menggunakana kombinasi 150 bunyi yang sama di seluruh dunia  ( menangisnya sama )
  • Bayi akan belajar berbicara dengan menggunakan bunyi-bunyian atau bahasa yang didengar di lingkungannya
  • Sejak lahir, bayi sudah belajar meniru gerak bibir orang tuanya ( membaca bahasa bibir )       
Jadi sesungguhnya anak sudah siap untuk diajak MEMBACA sejak usia 0-4 tahun, dimulai dari tahap yang paling sederhana melalui mendengarkan cerita serta melihat gambar di buku. Membacakan buku dapat meningkatkan IQ,EQ serta SQ anak.

Para ahli pendidikan telah membuktikan bahwa satu-satunya cara yang paling berhasil untuk menanamkan kegemaran membaca pada anak adalah dengan membacakan buku saat masih balita. Kegemaran membaca akan meningkatkan kemampuan membaca, dan meningkatkan kecerdasan intelektual.

Bahasa adalah sarana pemikiran tertinggi, karena dengan kekayaan kosa kata yang dimiliki oleh anak akan memperkaya pemikirannya. Anak akan memiliki berbagai pola kalimat sehingga anak akan dapat berbicara, menulis, dan memahami gagasan-gagasan rumit dengan lebih baik.

Pada saat dilahirkan, setiap anak memiliki sekitar seratus milyar sel otak. Lalu secara bertahap akan bertambah menjadi satu triliun sel otak dan bertriliun-triliun sambungan antarsel syaraf otak, proses inilah yang membentuk pengalaman dan akan dibawanya seumur hidup.  Bila tidak distimulasi sejak dini, sambungan ini akan musnah. Layaknya daun di musim gugur, potensi merekapun akan berguguran.

Secara langsung kegiatan membaca akan berpengaruh pada kemampuan verbal :

  • kemampuan mendengar dan meningkatkan konsentrasi
  • kemampuan menulis dan berfikir secara sistematis
  • percaya diri untuk berbicara 
  • berkomunikasi secara efektif 

Secara tidak langsung, kegiatan membaca juga berpengaruh pada kemampuan lain seperti :

  • kejelian dalam pengamatan
  • daya imajinasi dan kreativitas
  • kemampuan analitik dan berpikir secara kritis
  • kemampuan mengelola dan organisasi
  • displin diri                        

Rabu, 26 Oktober 2011

Tips Mengoptimalkan Potensi Anak

Memiliki anak adalah anugrah yang luar biasa. Semua orang tua pastinya akan bangga jika memiliki anak yang cerdas ataupun pandai. Sehingga banyak orang tua yang memaksakan keinginan kepada anak mereka tanpa memperhatikan keinginan anak yang sesungguhnya.

Pada dasarnya semua anak dilahirkan memiliki potensi dan karakter yang terdapat pada kedua orang tuanya ataupun dari eyang atau buyut. Namum potensi dan karakter tersebut sebenarnya dapat kita bentuk melalui cara-cara yang tepat sesuai dengan kondisi dan waktu yang kita inginkan. Dan yang terpenting adalah stimulasi dilakukan sejak dini secara bertahap dan terus berkelanjutan sesuai dengan kemampuan anak serta yang terpenting harus dilakukan secara santai dan dalam suasana yang menyenangkan.

Para ahli menyebutkan bahwa cara terbaik mengembangkan potensi adalah selalu memberikan stimulasi kelima panca indra sesuai dengan umur dan jenis kelamin. Karena stimulasi yang diberikan secara berkelanjutan akan memacu berbagai aspek kecerdasan anak ( logis matematis, emosi, komunikasi bahasa, viso spasial, musikal, seni rupa dan lainnya).

Beberapa contoh stimulasi yang dapat dilakukan :

Usia 12 - 18 bulan
- latihan gerak sederhana ( mengangkat tangan/ kaki, bertepuk tangan )
- mencoret-coret menggunakan alat tulis (pensil, pulpen)
- menyusun benda ( dari yang besar ke yang kecil )
- dapat menggunakan alat makan dan minum
- berjalan tanpa berpegangan
- berjalan mundur
- naik dan turun tangga
- memakai dan melepaskan celana / baju
- mulai menyebutkan nama ataupun benda

Usia 19 - 24 bulan
- mulai mengajak anak bicara tentang kegiatan sehari hari (makan, minum, main )
- bertanya, menyebutkan serta menunjukkan bagian tubuh

Usia 2 - 3 tahun
- mengenal serta menyebutkan warna
- menggunakan kata sifat
- menghitung benda
- menyebutkan nama anggota keluarga
- menggosok gigi
- buang air kecil/besar
- latihan berdiri satu kaki